Sabtu, 30 Januari 2016

TAKDIR(QADHA DAN QADAR)

Asalamualaikum...selamat sejahtera warga alam maya,saling mengingati sesama insan dan sahabat sekalian,ceriakan hari anda degan niat dan nawaitu yang betul di permulaan kehidupan hari ini semoga apa yang di hajatkan tercapai kerana Allah,jika sebaliknya berlaku tanpa di pinta dan di undang redhakan segalanya dengan besyukur ke hadratnya dan jangan mengeluh dan merasakan terbeban ,ingat... bahawa tiap yang berlaku ada sebab dan musababnya yang istimewa yang kadang kita tanpa sedar terlalu menghukum diri sendiri tanpa memikirkan yang terjadi itu pemberiannya, walaupun kita menghajatkan yang terindah di dalam hidup ini ternyata lain yang di rencanakan kepada kita oleh sang pecipta itu adalah takdir yang tidak pernah terlintas untuk kita melaluinya dan menjalaninya,walaupun pahit yang dirasakan akan jadi manis jika kita letakkan takdir itu lah kehidupan yang benar dan nyata,takdir itu adalah qadha(kehendak Allah) dan qadar(keputusan/takdir)yakni ketentuan Allah kepada hambanya sejak azali,di dalam rukun iman yang ke6 kadang kala takdir yang di berikan kepada setiap insan tidak sama degan yang lain,takdir itu kadang di berikan hanya ujian kepada kita dan Allah nak kita menggunakan akal yang dia berikan degan sebaiknya untuk menilai sesuatu yang tersembunyi yang kita sendiri sepatutnya mencari jalan keluar untuk ke distinasi yang sebenar,Allah sentiasa menguji hambanya yang beriman selagi kita itu mengatakan kita seorag yang beriman,takdir tidak akan berubah kalau itu lah takdir kita bila mana kita berusaha untuk keluar dari takdir itu ia tetap tidak berganjak dari kita untuk menjalankan sesuatu yang memang di tetapkan olehnya,takdir yang kita rasa sudah lari dari landasan yang sepatutnya kita aggap takdir akan berubah jika kita sendiri tersedar bahawa takdir ini hanya sementara untuk kita mencari sendiri jalan penyelesaian iaitu jalan keluar tanpa meminta pendapat dan pandagan orang lain jika Allah mahukan begitu maka takdir itu berubah yang sepatutnya yang kita hajati,tetapi jika usaha untuk mengubah takdir itu walaupun berhari hari kita memohon dan memanjatkan doa siang ke malam hingga ke subuh untuk Allah merubah yang kita aggap lebih baik dari yang di takdirkan kepada kita sekarang tidak berubah sedikit pun maka carilah
Mungkin terlalu banyaknya dosa kita sehingga Allah tidak makbulkan doa hambanya yang lalai kepadanya supaya hambanya menginsafi dan kembalilah kepadanya degan taubat yang sebenarnya,jika masih Allah tidak mahu merubahkan takdir itu walaupun sudah bertaubat maka redhakan bahawa itu lah takdir yang tertulis,walaupun terasa janggalnya takdir kita jika di bandingkan degan kehidupan orang lain dan di mata orang sekeliling tidak akan sama di mata sang pecipta yang memberikan takdir itu mungkin ada hikmahnya di sebalik yang tersurat dan tersirat yang Allah kehendaki hanya Allah bisa menjawab,ada rahsia di sebalik rahsia Allah yang kita tidak dapat membacanya degan akal dan fikiran manusia biasa seperti kita hambanya,maka besyukurlah degan semua yang terjadi dan berusahalah,berdoa dan tawakkal serta tawadhok in sya Allah akan terjawab kemusykilan di hati sentiasa meminta keampunan dan petunjuk dan sepatutnya kita sebagai hambanya ikut sahaja apa yang telah direncanakan tanpa keluh kesahnya,kerana setiap yang di tetapkan itu lah jalan yang kita harus tempuhinya degan bersenjatakan akal pasti ketemukan jawapan di setiap persoalan demi persoalan di benak dan fikiran manusia yang hina dan lemah di sisinya melalui takdir-takdir illahi,pasti dia(Allah) inginkan kita mencapai tahap redha illahinya degan ujian-ujian di atas takdirnya yang tidak sepatutnya dan selayaknya kita lalui sebagai umatnya,apabila akal dan fikiran manusia yang waras menjawab yang benar,dia mahu melihat adakah kita itu berusaha untuk merubahnya atau membiarkan semua takdir itu tanpa mahu untuk merubah dari yang selayak yang di kehendakinya maka kita adalah manusia yang yang hanya beserah pada takdir bulat-bulat sedangkan Allah sebenarnya sedang menguji hambanya,Allah tidak akan memberikan semua takdir kita itu semua betul,jika tidak betul haruslah untuk mengubahnya dengan memanjatkan doa yang tulus iklas pasti Allah menolong jika hambanya meminta,Allah mengkehendakan kita merubahkan dari takdir yang kita rasa tidak betul menjadi betul tetapi kerana terlalu yakin degan takdir tanpa gunakan akal dan tidak mahu berusaha keluar dari takdir itu maka tersesatlah kita dalam terang,Allah tidak sekejam yang kita sangkakan,pasti ada bahagia dia akhiran cerita kerana Allah tidak akan memandang permulaan hidup yang kotor dan lahanatnya seseorag hambanya,Allah akan memandang pengakhiran hidup kita yang telah bertaubat dan mencapai tahap redha illahi degan sebenar benarnya umat nabi muhammad, selagi kita bernama manusia dan selagi kita bernafas di buminya kita sentiasa diuji degan takdirnya.sentiasalah kita sebagai hambanya memohon maaf diatas segala rasa salah dan rasa ada melakukan dosa kepada sang pecipta maka Allah ampunkan.kerana Allah sentiasa ampunkan orang yang meminta keampunan kepadanya. wallahualam... Ozielys-(mencari redha illahi/jihad d kki sdri/fisabilillah/just 4u/idey/sahabat/24ahd/julai-2016-pahaman.


BERIKUT PENJABARAN ,QADHA , QADAR DAN TAKDIR :
1.QADHA.
-Qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah,kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah, Qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu.
Maka, menurut istilah bahasa digitalnya ,QADHA merupakan :
-PROGRAM SISTEM SOFTWARE DAN HARDWARE -NYA.
( RANGKA DASAR PENCIPTAAN atau CETAK BIRU PENCIPTAAN ATAS SEGALA SESUATU).
2.QADAR.
-Menurut bahasa, QADAR, berarti kepastian,peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (Qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya,(hal-hal yg diciptakan-Nya), yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya.
Maka,menurut istilah bahasa digitalnya,QADAR merupakan :
-PROGRAM SISTEM VOLUME-NYA .
(Penentuan Kapasitas / Kadar,atas segala sesuatu penciptaan)
3.TAKDIR.
-TAKDIR, merupakan bentuk jamak/hasil perubahan kata dari QADHA DAN QADAR yang menjadi bentuk “kata kerja”.
Maka, menurut istilah bahasa digitalnya ,TAKDIR merupakan :
-PROGRAM SISTEM APLIKASI atau MEKANISME-NYA.
JIKA DIANALOGIKAN SECARA SEDERHANA,MAKA DAPAT DISIMPULKAN BAHWA :
I.QADHA adalah :
-KETENTUAN DASAR ATAS SEGALA SESUATU YANG DICIPTAKAN-NYA atau Penetapan atas segala sesuatu yang akan diciptakan oleh Allah SWT.
Contoh:
Alloh menentukan dan menetapkan apa yang akan diciptakan-Nya,seperti :
-Menciptakan Nur Muhammad (Software cikal bakal system kehidupan)
-Menciptakan Arsy’(Singgasana Kekuasaan-Nya)
-Menciptakan QALAM (Software cikal bakal alam semesta dan isinya)
-Menciptakan LAUHUL MAHFUZ (Software Penyimpan Data Induk.
-Menciptakan dimensi alam yg 3 (Malakut,Jabarut, dan Mulk).
-Menciptakan alam semesta berikut isinya.
-Dll,
II.QADAR adalah :
-PENENTUAN ATAS SEGALA SESUATU YANG DICIPTAKAN BERDASAR UKURAN ,KAPASITAS,MEKANISME SERTA SIFAT-SIFATNYA. ( Sunnatullah fi khalqihi ).
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
“…Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.(QS.25.Al-Furqaan:2)
Maka dalam hal ini ketika Allah Ta’ala menetapkan ukuran atas SEGALA SESUATU YG DICIPTAKAN-NYA ,MAKHLUK CIPTAAN-NYA TIDAK DAPAT MEMILIHNYA karena merupakan KEHENDAK-NYA.
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka…”.(QS.28.Al-Qashash:68)
Seperti :
1-Allah SWT menciptakan alam semesta raya ( langit ,Tata Surya,Bumi dan isi,berikut ukuran,mekanismenya,jenis serta sifat-sifatnya),
2-Makhluk hidup dan kehidupannya (Malaikat,Jin,Manusia,Hewan dan tumbuhan,serta makhluk lainnya) berikut ukuran,mekanismenya,jenis serta sifat-sifatnya),
3-Menciptakan Syorga dan Neraka, berikut ukuran,mekanismenya,jenis serta sifat-sifatnya),
4-Dll,
Contoh:
-Tuhan menciptakan manusia berjenis Laki-laki,maka kita tak dapat menolak atau memilih untuk jadi perempuan.,begitu juga sebaliknya,kemudian Tuhan membuat sifat-sifat makhluknya,manusia diciptakan dengan disertai nafs positif dan nafs negatif,sementara hewan diciptakan hanya dengan disematkannya nafs insting (nafsyu hewani tanpa aqal)
-Dll,
-Tuhan menciptakan Siang dan malam,maka kita tak dapat merubah keadaan itu.
-Tuhan menciptakan Syorga dan Neraka,maka ,kita tidak dapat menolaknya….dsb…
III.TAKDIR adalah :
(Merupakan bentuk kata kerja dari QADHA DAN QADAR yang berkaitan dengan hukum sebab akibat).
-SEGALA SESUATU PERISTIWA KEHIDUPAN YANG DIALAMI ATAU DIJALANKAN OLEH MAKHLUK-NYA DIATAS QADHA DAN QADAR-NYA, YANG TELAH TERJADI DAN KEMUDIAN TERCATAT DALAM DATA BASE LAUHUL MAHFUZ,YANG BERKAITAN DG GARIS-GARIS SISTEM PERUNTUNGAN,NASIB,BAIK,BURUK,DAN HUKUM SEBAB AKIBAT,YG TELAH DITETAPKAN DIATAS.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”(QS.57.Al Hadiid:22)
Juga Renungi :
(QS.Al-Isro’ 17:13-15)
(QS.Al-Hadiid 57:22-24)
Hal ini disebut GARIS-GARIS TAKDIR :
Yakni :
1-Penetapan mekanisme kehidupan( jodoh,rejeki )dan kematian.
2-Penetapan garis-garis jalan positif dan jalan negativ.
3-Penetapan garis-garis keberuntungan dan kenaasan.
4-Penetapan garis-garis hasil usaha perbuatan/sebab akibat.
5-Penetapan garis-garis nasib/hasil.
6.Dll,
Contoh :
1.Seseorang telah berjodoh dg si A,kemudian bernasib kaya atau miskin,kemudian ada masa meninggalnya,maka mereka telah masuk ke dalam system/garis-garis TAKDIR dari Jodoh,rejeki serta kematiannya.
2.Seseorang memilih jahat,maka ia masuk ke dalam garis takdir jalan kejahatan,demikian pula seseorang berbuat baik,maka ia telah memilih garis takdir jalan positif-Nya.
3.Seseorang karena perbuatan jahatnya menjadikan ia bernasib sial,dihukum,dipenjara atau bahkan celaka,maka ia telah masuk ke dalam garis takdir hukum sebab akibat-Nya.
4.Dll,
TAKDIR ADA 2 KATAGORI :
1) TAKDIR dari Qadr dan qadha’ Mubram.
2) TAKDIR dari Qadr dan qadha’ Muallaq.
1.TAKDIR Mubram (MUTLAK / FIXED).
-Merupakan HAK PREROGATIF TUHAN,artinya bisa saja Tuhan meniadakannya/membatalkannya.
-Langit,Bumi,Air,Binatang,Tumbuhan telah di takdirkan Tuhan diciptakan sebagai benda yang demikian ,maka mereka tak punya pilihan utk berubah menjadi makhluk lain atau ingin bernasib lain,krn mereka adalah diciptakan sebagai sarana atau media bagi makhluk manusia,Jin serta Malaikat.
-Penetepan rejeki tetap (penghidupan) dan kematian,
(Bahwa Tuhan telah menentukan rejeki rata-ratanya kpd makhluknya serta penentuan umurnya)
-Terjadinya musibah,bencana,epidemic (Pageblug) ,penyakit pada suatu wilayah,ditetapkan olehTuhan karena berkaitan dg hukum sebab akibat pada mekanisme kehidupan atas perbuatan makhluknya itu sendiri.
(Beberapa ulama menjelaskan rahasia,bahwa pada bulan Sapar,Malaikat atas ijin Alloh menyebarkan segumpal awan musibah yg berisi 1000 malapetaka diangkasa,sekaligus Dia juga menyebarkan segumpal awan yang berisi 1000 Rahmat diangkasa,yg terbang kesana kemari meliputi sepak terjang perbuatan umat manusia,
Maka begitulah para ulama menganjurkan kita umat yg beriman utk selalu memanjatkan doa perlindungan agar tidak terkena /terjaring oleh gumpalan awan naas tsb,karena awan malapetaka tsb akan menghampiri orang2 yg berbuat kejahatan,sehingga dg doa mohon perlindungan tsb,maka gumpalan awan malapetaka tsb menjauh dan kita akan dihampiri awan Rahmat-Nya,
Itulah kenapa dibeberapa adat wilayah negeri ada yg mengadakan seremoni upacara tolak bala’ yg disebut “REBO WEKASAN” dan ada upacara Sekaten “1 SURA” di adat keraton Jogjakarta,”GREBEGAN”,dsb)
Muhammad SAW bersabda :
“La Yuroddul qadha’ illa biddua’
“ Maksudnya:
” Tidak akan terubah qadha melainkan dengan doa.”
2.TAKDIR Muallaq ( Iradah / WENANG / OPTION):
(TAKDIR dg dibuatnya Jalur pilihan/Option yg berhubungan dg ikhtiar makhluk-Nya).
Adalah ketetapan yg telah dibuat oleh Tuhan tetapi makhluknya (manusia dan Jin),diberi kesempatan untuk merubah dan memilihnya,kemudian Tuhan yg menentukannya kemudian/berkehendak.
-Dalam hal ini Tuhan memberikan kebebasan pilihan pada manusia untuk memilih jalan nasibnya,Kaya miskin,baik jahat,Syorga Neraka,dsb,
-Namun Tuhan menghendaki agar manusia mengikuti perintahnya agar masuk ke dlm SISTEM2-NYA YG SELAMAT SEJAHTERA.
Contoh:
-Manusia menjadi jahat,maka itu bukan takdir,tetapi manusia itu sendiri yg memilihnya,sedangkanTuhan sudah memberi petunjuk jalan yg lurus.
Maka,jika Suatu hari sampai manusia mati dan tetap dlm kejahatan,maka ia akan masuk ke dlm garis takdir-Nya yaitu masuk Neraka…
-Manusia menjadi miskin (miskin lahir batin),maka itu bukan takdir,tapi Tuhan telah memberi garis2 besar petunjuk manusia untuk kaya.
Nah,jika ia miskin,maka,pasti ada yg salah dari manusianya,maka,akhirnya ia masuk ke dlm sistem ketetapan garis2 “MISKIN”,dsb….
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. “,(QS.13.Ar Ra’d:11)
Juga renungi : (QS.Ar-Ruum:36-37)
-Manusia menjadi sesat/ingkar/jahat,maka itu bukan takdir bagi orang tsb,tetapi manusia itu sendiri yg memilih pilihannya ke jalur takdir sesat.
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”(QS.76.Ad-Dahr/Al Insaan:3)
Maka,marilah kita menulis takdir kita sendiri menuju GARIS2 KETETAPAN YG DIRIDHOI-NYA…




Pertama: Takdir merupakan rahasia Allah.
Oleh karena itu tak satupun manusia dalam dunia ini yang mampu mengetahui jangka nyawanya atau ajal kematiannya, di mana akan mati? (di kampung sendiri ataukah di luar kampung, di negara sendiri ataukah di luar negara), tatkala mati dalam keadaan apa?
Apakah kematiannya disebabkan oleh karena sakit, kecelakaan, atau mati biasa. Begitu juga halnya dengan rezki yang diperoleh, berapa banyak jumlahnya?. Bahkan Rasulullah Saw tidak sanggup menembusi hal-hal ghaib tersebut termasuk takdir ilahi. Disebutkan di dalam al-Qur’an:
قُل لاَّ أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَآئِنُ اللّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ -الأنعام: 50-.
“Katakanlah:”Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku. Katakanlah:”Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat”. Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)”.
Kerahasiaan ini ditegaskan dalam firman Allah:
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ -الأنعام: 59-.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Dalam masalah ajal kematian, Allah telah menegaskan dalam firmanNya:
إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ -لقمان: 34-.
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Kedua: Perubahan Takdir.
Kalau saya katakan bahwa takdir boleh berubah, kemungkinan besar banyak yang tidak setuju dan merasa heran dan bertanya “kok takdir boleh berubah?” bukankah dalam riwayat penciptaan manusia, bahwa ketika masih dalam rahim ibu, tatkala usia kandungan telah mencapai umur 40 hari, Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk menulis catatan. Di antaranya adalah mengenai ajal, rezeqi dan kehidupan baik dan buruk. Bukankah ini takdir Allah yang sudah ditetapkan dan akan di bawa dalam kehidupan seseorang sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut?.
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kalau saya uraikan definisi Qada dan Qadar.
Qada bermaksud pelaksanaan, hasil, buah (realisasi), Adapun qadar bermaksud sukatan (anggaran). Namun dalam bahasa melayu kedua-duanya digabungkan menjadi satu yaitu istilah TAKDIR. Kemudian Takdir tersebut terbagi kepada dua bagian iaitu: Qada Mubram dan Qada Mu’allaq.
1) Qada Mubram: Adalah ketentuan Allah Taala yang pasti berlaku. Semua manusia pasti akan menghadapinya, ingin atau tidak, mahu atau tidak mahu, senang ataupun tidak, setiap orang pasti akan menjumpainya, sebab hal tersebut tidak dapat dihalang oleh sesuatu apa pun. Sebagai contohnya adalah perkara kematian. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوَكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ -الأنبياء: 35 -.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”.
Jadi masalah kematian merupakan perkara yang pasti dihadapi oleh setiap manusia. Karena ia merupakan suatu kepastian maka dinamakan sebagai Qada Mubram. Oleh karena itu Allah tegaskan jenis Qada ini dalam surah ar-Ra’ad, ayat: 11:
{وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ -الرعد:11-.
“Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Rasulpun pernah bersabdah tentang jenis Qada ini:
(إِنَّ رَبِّي قَالَ: يَا مُحَمَّدْ، إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لاَ يُرَدُّ) -مسلم-
“Sesungguhnya Tuhanku berkata padaku: Wahai Muhammad! Sesungguhnya Aku kalau sudah menentukan sesuatu maka tiada seorangpun yang sanggup menolaknya”.
2) Qada Mu’allaq: Adalah takdir yang digantung atau bersyarat, dalam artian ketentuan tersebut boleh berlaku dan terjadi, dan boleh juga tidak terjadi pada diri seseorang, bahkan ia bergantung kepada usaha manusia itu sendiri, Qada ini yang telah disampaikan oleh Allah kepada Malaikat dan disimpan olehnya, jenis Qada ini telah ditegaskan oleh Allah ta’ala:
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ -الرعد: 11-.
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa seseorang mampu merubah nasib dengan usaha sendiri, dan dengan izin Allah Swt. Oleh karena itu agama memberikan dua syarat utama untuk mengubah takdir, yaitu dengan cara memperbanyak doa dan menyambung silaturrahim.
Dalam kaitannya dengan perubahan umur manusia, para ulama berselisih faham tentang bolehkan berubah atau tidak?, bolehkan dipanjangkan atau dikurangkan?. Hal ini disebabkan oleh adanya sumber hukum yang secara zahir dari al-Qur’an yang menyatakan dengan jelas bahwa umur seseorang tidak akan ditambah ataupun dikurangkan, yaitu firman Allah:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ -الأعراف: 34-.
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (kematian); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.
Di samping ayat tersebut, terdapat juga hadits yang secara zahir menjelaskan bahwa doa dan silaturrahim dapat memanjangkan umur seseorang, dan mampu melapangkan rezqinya. Hadits tesebut adalah
(لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ، وَلاَ يُزِيْدُ فِى الْعُمْرِ إِلاَّ الْبِرُّ) -الترمذي-
“Tidak ada yang mampu menolak takdir Allah kecuali doa”.
Oleh karena itu, doa’ dalam Islam sangat digalakkan dan Allah menjanjikan akan menerima doa seseorang mukmin yang betul-betul mengharap diterima doanya, firman Allah:
(وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ) -المؤمنون: 60-.
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..” (QS Al-Mu’min 60).
Ayat ini dapat dipahami lebih mendalam bahwa doa disyariatkan dalam Islam pada dasarnya untuk merubah nasib seseorang, sebab apalah gunanya seseoarang berdoa kalau ia tidak mengharap perubahan dari Allah. Baik perubahan umur dengan dipanjangkan umurnya, atau mengharap rezki dengan meminta ditambahkan rezkinya.
(مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأُ لَهُ فِي أَثْرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ) -البخاري-
“Siapa saja yang ingin dimudahkan rezqinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturrahim”.
Kalau dicermati dan direnungkan, memang Allah dalam kenyataan ayat 34 pada surah al-A’raf di atas tidak akan merubah ajal seseorang, tapi perlu diketahui takdir yang dibagi kepada setiap insan itu bukan hanya satu takdir, melainkan ada beberapa takdir.
Contohnya, Allah menentukan ajal si fulan untuk hidup selama 60 tahun, di samping itu juga Allah bagi takdir lain untuk hidup sampai 70 tahun lamanya. Dalam artian sesuai dengan hadis di atas kalau si fulan menyambung silaturrahmi maka takdir kedua akan ia capai, tapi kalau tidak maka ia akan dibagi takdir yang pertama, yaitu akan hidup hanya sampai 60 tahun saja.
Pendapat ini telah ditegaskan oleh Ibnu Qutaibah dalam kitabnya “Ta’wil Mukhtalaf al-Hadits”, beliau menjelaskan bahwa “Ta’jil” memiliki dua makna: pertama: Kehidupan yang lapang, kemudahan rezqi dan sehat jasmani. Kedua: Penambahan umur, di mana Allah Swt mentakdirkan seseorang dengan dua takdir umur, yaitu 100 dan 80, jika seseorang menyambung silaturrahim maka ia akan mencapai 100 tahun umurnya, namun jika tidak maka ia hanya akan dapat umur 80 tahun.
Hal serupa dinyatakan oleh Ibnu Hajar dalam kitab “Fathu al-Baari”, beliau menerangkan bahwa sesungguhnya hadits dan ayat “Ta’jil” boleh digabungkan bersama, yaitu dengan memahaminya kepada dua bahagian. Yang pertama: Maksud penambahan adalah Allah menambahkan keberkatan hidup bagi seorang mu’min yang menjalin silaturrahim. Yang kedua: Hakikatnya adalah penambahan umur, di mana seseorang yang menjalin dan menyambung silaturrahim akan ditambahkan umurnya secara angka.
Beliaupun memberikan contoh umur, misalnya, umur seseorang ditentukan Allah antara enam puluh tahun dan seratus tahun, takdir pertama (enam puluh tahun) dinamakan sebagai Qadha Mubram, sementara umur seratus tahun adalah Qadha Mu’allaq. Namun penambahan di sini adalah sesuai dengan ilmu Malaikat dan pengetahuannya, bukan ilmu Allah. Dalam hal ini Ibnu Hajar memilih penafsiran pertama yaitu menerjemahkan penambahan umur sebagai bentuk keberkatan hidup.
Pada permasalahan lain, misalnya penyakit, dalam satu riwayat disebutkan bahwa, penyakit dan obat merupakan takdir ilahi.
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَرَأَيْتَ رِقًى نَسْتَرْقِيْهَا وَدَوَاءٌ نَتَدَاوَى بِهِ وَتُقَاةٍ نَتَّقِيْهَا، هَلْ تَرُدٌّ مِنْ قَدْرِ اللهِ شَيْئًا ؟ قَالَ: هِيَ مِنْ قَدْرِ اللهِ -الترمذي-.
“Ya Rasulallah bagaimana pandangan engkau terhadap Ruqyah-ruqyah yang kami gunakan untuk jampi, obat-obatan yang kami gunakan untuk mengobati penyakit, perlindungan-perlindungan yang kami gunakan untuk menghindari dari sesuatu, apakah itu semua bisa menolak takdir ALLAH ?Jawab Rasulullah saw : Semua itu adalah (juga) takdir ALLAH”.
Satu riwayat juga disebutkan bahwa tatkala Umar bin Khattab dan rombongannya melakukan perjalanan ke suatu tempat di Syiria, dan beliau tiba-tiba dikabarkan bahwa tempat yang dituju sedang dilanda penyakit wabak, (penyakit menular), kemudian Umar bermusyawarah dengan rombongan untuk mencari jalan keluar (way out ), lantas Umar dan rombongan sepakat untuk membatalkan perjalanan tersebut dan kembali ke Madinah, kemudian salah seorang sahabat yang bernama Abu Ubaidah tiba-tiba memprotes keputusan Umar yang tidak ingin melanjutkan perjalanan:
فَقَالَ أَبُو عُبَيْدَة بْن الْجَرَّاحِ: أَفِرَارًا مِنْ قَدَرِ اللَّهِ؟ فَقَالَ عُمَرُ: “لَوْ غَيْرُكَ قَالَهَا يَا أَبَا عُبَيْدَةَ – وَكَانَ عُمَرُ يَكْرَهُ خِلاَفَهُ – نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ إِلَى قَدَرِ اللَّهِ”.
Abu Ubaidah bin al-jarrah berkata““Apakah kita hendak lari menghindari taqdir Allah?” Umar menjawab: “Benar, kita menghindari suatu taqdir Allah dan menuju taqdir Allah yang lain”.
Hadits ini memberikan gambaran jelas bahwa takdir itu bukan hanya satu melainkan berbilang.
Untuk mengakhiri bahasan ini saya sebutkan suatu kisah, di mana pada suatu hari malaikat Izra`il, malaikat pencabut nyawa, memberi kabar kepada Nabi Daud a.s., bahwa si Fulan minggu depan akan dicabut nyawanya. Namun ternyata setelah sampai satu minggu nyawa si Fulan belum juga mati, sehinggalah Nabi Daud bertanya, mengapa si Fulan belum mati-mati juga, sementara engkau katakan minggu lepas bahwa minggu depan kamu akan mencabut nyawanya.
Izra`il menjawab, “ya betul saya berjanji akan mencabut nyawanya, tapi ketika sampai masa pencabutan nyawa, Allah memberi perintah kepadaku untuk menangguhkannya dan membiarkan ia hidup lagi untuk 20 tahun mendatang, Nabi Daud bertanya, mengapa demikian?, Jawab Izra`il: orang tersebut sangat aktif menyambung silaturrahim sesama saudaranya. Karena itu Allah memberikan tambahan umur selama 20 tahun kepadanya.
Jadi sebagai kesimpulan, semua peristiwa, kejadian dan keadaan yang telah dan yang akan kita hadapi, semuanya di dalam pengetahuan dan pengamatan serta kekuasaan Allah, yang tidak terbelenggu, tidak diikat dan tidak dibatasi oleh masa.
Takdir ada yang boleh berubah dan ada yang tidak akan berubah, yang boleh berubah dikenal dengan istilah Qada Mu’allaq, yaitu takdir yang bergantung dan bersayarat, sementara takdir yang tidak akan berubah dinamakan sebagai Qada Mubram, yaitu takdir yang pasti berlaku pada diri seseorang.
Adapun langkah untuk merubah takdir (nasib) yang mu’allaq adalah sebagai berikut:
1) Berusaha, yaitu dengan melakukan aksi terhadap apa saja yang diinginkan terjadi perubahan atasnya.
2) Berdo’a, yaitu memanjatkan harapan kepada Allah terhadap maksud yang diinginkan diqabulkan olehNya.
3) Tawakkal, yaitu menunggu keputusan, hasil daripada usaha dan doa yang diminta.
Setelah hal di atas dilakukan, maka kita tinggal menunggu ketentuan Allah yang disebut dengan (takdir). Dan untuk menambahkan keyakinan kita terhadap perubahan takdir mu’allaq, ada baiknya kita renungi bersama ayat di bawah ini:
يَمْحُو اللّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِندَهُ أُمُّ الْكِتَابِ -الرعد: 39-
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)”.
Semoga dalam bulan ramadhan ini, segala amal dan doa yang kita panjatkan kepada Allah Swt, boleh menurunkan qada mu’allaq yang Allah sudah sediakan kepada kita semuanya. Amin.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan